(Loser's) Smile

     Dari jauh kumelihat. Lima orang berjalan dan kau diantaranya. Hei selamat pagi begitulah yang inign kuucapkan, tapi diriku terlalu takut mengatakannya. Saat kita berpapasan kumelihatmu dan kau melihatku. Kita sama-sama tersipu malu. Kuhentikan langkahku lalu menengok, kali ini kau tak begitu. Tersenyum lalu pergi, hanya itu yang bisa kulakukan.


     Di hari yang sama, aku berkumpul bersama temanku. Bercanda, bercerita tentang hal-hal yang telah kami lewati. Tiba-tiba salah seorang dari lima temanmu muncul dari belakang sebuah bangunan. Hei! dia mencarimu! serunya. Sontak kami melihatnya,awalnya aku tak tau maksudnya. Begitu dia menyebut namamu dan dia bilang dirimu ada dibelakangnya, apa mungkin itu dirinya kataku dalam hati. Ada apa denganmu? yang terucap oleh mulutku, apa? kenapa aku begitu? kusesali kata-kataku. Temanmu bersembunyi dibalik gedung itu dan kurasa begitu juga denganmu. Ada apa dengannya? Kau dicari seorang perempuan? begitu kata teman-temanku. Tersenyum dan mengalihkan pembicaraan yang kubisa.
**   
 Pernah berpikir kenapa seorang laki-laki berbicara agak oot atau sering kali melukai perasaan orang lain? Tidak, beberapa memang melakukannya demi mencari perhatian, tapi banyak diantara mereka melakukannya karena mereka tak tahu apa yang terjadi pada mulut mereka. Umpatan pada mulut mereka sendiri, ya itu sering kulakukan. Aku merasa sangat hina ketika seorang wanita terluka karena ucapanku. Kadang mereka mengatakannya langsung. Hei aku tak suka atau Kau kejam sekali sering kudengar dari seorang wanita ketika sedang ngobrol bersama laki-laki, terutama jika sedang berkumpul bersama-sama dengan teman mereka. Ketika wanita mengatakannya kebanyakan laki-laki hanya tertawa, tapi ada juga yang langsung meminta maaf. Aku? Aku adalah tipe orang yang polos ketika berhadapan dengan wanita. Aku tak tau pernyataan mereka padaku itu benar-benar dari hati atau hanya candaan.
     Langsung meminta maaf adalah tindakan pertamaku ketika wanita mengatakan mereka tak suka kata-kataku terhadap mereka. Ya, dari lubuk hatiku yang paling dalam tentunya. Memikirkan kata-kata mereka adalah hal selanjutnya yang kulakukan. Tidak hanya hari itu aku pikirkan, 2 hingga 3 minggu kupikirkan hal itu. Apakah dia marah padaku? Apa aku harus minta maaf lagi? Aku tak akan berbicara padanya lagi, tapi akankah ini menyelesaikan masalah? itu adalah sedikit dari yang kupikirkan.
**
     Setelah kejadian itu aku terus memikirkannya hingga berminggu-minggu. Aku amat teramat menyesalinya. Kupikir dirimu akan kecewa pada diriku dan tak ingin melihatku. Hingga waktu itu dirimu bertanya padaku disocial media. Aku senang dirimu tak marah padaku. Tapi tetap saja hal itu mengganjal dihatiku. Seiring waktu berjalan, aku membuat kesalahan yang sama kepadamu. Aku berjanji pada diriku sendiri untuk jadi orang yang berbeda, tapi aku tak bisa menepati janjiku sendiri.
     Aku hanyalah seorang pecundang dan pembual sampai suatu hari, dirimu berkata padaku, Kamu bukan orang yang sempurna, aku juga. Kamu tau aku seperti apa, begitu juga denganku. Ketika kau mengatakannya jantungku berdebar hebat dan aku serasa ditampar sangat keras. Betapa bodohnya diriku tak mempercayaimu kataku. Kau tersenyum dan memelukku. Dari situlah diriku yang baru telah lahir.
-End

Another random(kuadrat) tulisan si aneh ditengah malam. Aku yakin yang baca pada punya waktu yang gatau mau dipake ngapain. Tapi yah, here we are reading a shit. Secara tidak langsung (atau langsung) kalian tahu sedikit tentang diriku, ya karena ini sedikit curhat sih Tuan-tuan dan Nyona-nyona, huehuehuehuehue, peace out! *oink*

Comments

Popular Posts